Di Kudus ada sebuah tradisi yang sangat unik, yaitu Buka Luwur. Buka Luwur di Kudus sangat berhubungan erat dengan salah seorang tokoh wali songo, Sayyid Ja'far Shadiq Azmatkhan alias Sunan Kudus.
sunan kudus
Bagi masyarakat Kudus tentunya sudah mengenal acara Buka Luwur Sunan Kudus. Buka Luwur adalah upacara penggantian klambu yang menyelubungi makam Sunan Kudus diganti dengan kelambu yang baru. Luwur makam Sunan Kudus di lepas pada tanggal 1 Muharrom dan pemasangan luwur yang baru dimulai pada tanggal 6 Muharrom. Pengelepasan di lakukan oleh para sesepuh, kyai, hingga masyarakat sekitar area Menara Kudus secara hati – hati dan membawanya ke pendopo Tajug. Beberapa orang menganggap acara ini merupakan upacara peringatan wafatnya Sunan Kudus atau disebut dengan “Khaul” yang dilaksanakan setiap tanggal 10 Muharram atau 10 Syura. Namun ada juga sebagian masyarakat yang menganggap bahwa upacara tradisional Buka Luwur sebenarnya bukanlah Khaul atau peringatan wafatnya Sunan Kudus, sebab kapan tanggal wafatnya Sunan Kudus tidak atau belum diketahui.
proses mengganti luwur
Tradisi
turun temurun ini diawali dengan penjamasan pusaka berupa Keris
Cinthaka dan Dua Trisula. Dilanjutkan dengan pelepasan luwur,
pembahasan masalah keagamaan, doa Rosul, terbang papat, pembagian Bubur
Asyura, khataman Alquran, santunan anak yatim, pengajian, dan pembagian
berkat.
bubur asyura
Namun beberapa orang hanya ingin mendapatkan nasi jangkrik. Sebagian
warga di Kudus dan sekitarnya berkeyakinan, bahwa nasi jangkrik yang
dibagikan oleh pengurus masjid tersebut membawa berkah. Mereka percaya,
bahwa jika dimakan, nasi yang dibungkus daun jati ini mampu menjaga kesehatan tubuh serta mengobati
berbagai penyakit .
Nasi jangkrik biasanya berlauk daging kerbau atau kambing, lauk
tersebut
dimasak menggunakan bumbu garam dan asam tanpa kuah. Konon lauk daging
pada Nasi jangkrik tersebut merupakan makanan kegemaran Sunan Kudus.
Bahan-bahan untuk pembuatan Nasi jangkrik diperoleh dari sumbangan
sukarela warga Kudus dan sekitarnya. Pemberi sumbangan bukan hanya dari
kalangan masyarakat muslim, tetapi juga dari masyarakat beragama lain
seperti masyarakat yang beragama kristen dan tionghoa.
proses pemasakan lauk pada nasi jangkrik
nasi jangkrik
warga kudus dan sekitarnya berebut nasi jangkrik
Penerima
Nasi jangkrik bukan hanya dari kalangan menengah ke bawah, namun ada
dari kalangan menengah ke atas. Bukan hanya dari masyarakat beragama
Islam, masyarakat beragama tionghoa dan kristen pun ikut mengantre dan
menginginkan nasi jangkrik. Ini merupakan nilai utama dari tradisi buka
luwur. yaitu sebuah kebersamaan dan adanya toleransi antar umat
beragama. Tentunya nilai-nilai tersebut harus tetap dijaga dan
diamalkan.
pembagian nasi jangkrik oleh panitia
0 comments:
Post a Comment